Berita Detail

Bupati Bangkalan Berikan Santunan kepada Keluarga Korban Anak Tenggelam di Sungai Bandaran Kelurahan Pejagan
16 Mei 2025
Bangkalan - Pemerintah Kabupaten Bangkalan Berikan Bantuan Bagi Keluarga Anak Korban Tenggelam Meninggal Dunia, pemberian bantuan diberikan kepada keluarga korban yang berada di di Kampung Malung Bandaran Kelurahan Pejagan, pada Kamis (15/05/2025)
Bupati Bangkalan memberikan bantuan santunan secara langsung didampingi oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bangkalan, Kalaksa BPBD Bangkalan, Camat Bangkalan serta Pendamping Sosial (Tagana & Pordam)
Bantuan diberikan langsung kepada keluarga korban atas nama Adam. Insiden terjadi pada 7 Mei 2025. Diketahui meninggal dunia akibat tenggelam di Sungai Bandaran.
Pemberian bantuan santunan dari Pemerintah Kabupaten Bangkalan melalui Dinas Sosial Kabupaten Bangkalan berupa uang duka sebesar 2,5 jt dan sembako yang berisi Beras 25 kg, Mie 2 dus, Minyak 4 Liter, Gula 5 kg kepada masing masing keluarga sedangkan Bantuan melalui BPBD Bangkalan berupa makanan siap saji. Bantuan ini diberikan sebagai wujud kepedulian kehadiran Pemerintah Kabupaten Bangkalan kepada keluarga korban.
“Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas musibah ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan,” ucap Bupati Bangkalan.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya dalam menjaga dan mengawasi anak-anak di lingkungan yang dekat dengan area berbahaya seperti sungai, laut atau tempat-tempat berisiko lainnya, terlebih pada saat kondisi air laut pasang ( ROB ).
Selain untuk bertakziah dan memberikan santunan kepada keluarga korban tenggelam, Bupati Bangkalan juga melakukan diskusi dengan warga serta meninjau kondisi aliran Sungai Bandaran-Labak yang menjadi tempat aktivitas para nelayan setempat.
Bupati menyoroti pendangkalan sungai yang diakibatkan oleh sedimentasi. Kondisi ini, menurutnya, bukan hanya menyebabkan banjir saat hujan deras atau air pasang, tetapi juga menghambat aktivitas melaut masyarakat.
“Para nelayan harus menunggu air pasang untuk bisa melaut ataupun kembali ke darat. Jika tidak, perahu mereka akan kandas karena sungai terlalu dangkal, terutama di bagian muara,” jelas Lukman.
Ia menegaskan bahwa normalisasi Sungai Bandaran-Labak akan menjadi prioritas pemerintah daerah. Menurutnya, dengan sungai yang kembali dalam dan lancar, nelayan tidak perlu lagi bergantung pada pasang surut air laut.
“Hal ini tentu akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat nelayan,” tambahnya.
Meski demikian, Bupati menyatakan bahwa pelaksanaan program normalisasi masih menunggu hasil koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, khususnya Dinas Pekerjaan Umum.